Liburan merupakan masa yang sangat menyenangkan
terutama bagi mahasiswa, pada umumnya masa liburan banyak dimanfaatkan untuk
jalan-jalan namun pada saat ini kebijakan pemerintah memberlangsungkan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sehingga mau tidak mau liburan
dilaksanakan dirumah, agar masa liburan ini dapat dimanfaatkan dengan baik
berikut adalah informasi-informasi yang bisa kalian manfaatkan di masa liburan
ini.
Masa liburan tentunya akan membuat kita ingin
makan-makanan yang kita suka, namun jangan sampai salah dalam pola makan yang
bisa berdampak pada tubuh kita. Untuk mengetahui mengenai pola makan yang
benar, kalian harus mengetahui terlebih dahulu
mengenai pola makan.
Apa yang dimaksud
dengan pola makan?
Menurut Kemenkes tahun 2014, Pola makan merupakan
perilaku paling penting yang dapat memepengaruhi keadaan/status gizi seseorang
dalam konsumsi makanan yang menetap dalam kurun waktu tertentu berdasarkan
jenis,jumlah dan frekuensi makan. Mengapa pola makan ini sangat penting
dikarenakan setiap kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi
akan mempengaruhi status gizi dan kesehatan individu tersebut.
Status gizi merupakan salah satu factor penyebab baik tidaknya kebugaran
jasmani yang dimiliki oleh seseorang. Kondisi seseorang akibat mengkonsumsi
makanan dan zat-zat gizi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu gizi kurang, gizi
baik, dan gizi lebih yang kemudian disebut dengan istilah status gizi. (Mardalena,2017)
Bagaimana anjuran pola makan yang baik?
Pola makan yang baik menurut kemenkes tahun 2014 yaitu dengan Pedoman
Gizi Seimbang, yang dimana susunan pangan yang kita konsumsi sehari-hari
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal
serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok
umur. Gizi baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena
penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit
kronis dan kematian dini. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai
penyakit kronis atau penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola makan
masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang.
Zat gizi makronutrien yang
meliputi karbohidrat, protein dan lemak berperan dalam menghasilkan energi
sedangkan mikronutrien vitamin dan mineral dapat membantu metabolisme tubuh. Asupan
energi dan zat gizi akan menentukan status gizi dan performa dalam melakukan
aktivitas fisik. Gizi yang seimbang apabila asupan zat gizi sama dengan
kebutuhan zat gizi. Tingkat kecukupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat
diperoleh dengan cara membandingkan asupan energi dan zat gizi dari pangan yang
dikonsumsi selama 2x24 jam dengan angka kebutuhan gizi (AKG 2013).
Bagaimana mengaplikasikan Gizi Seimbang?
Pedoman Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955 merupakan realisasi dari rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992. Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna”. Berikut sepuluh pedoman gizi seimbang menurut Kemenkes tahun 2014.
Prinsip Gizi Seimbang
terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk
menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan
memantau berat badan secara teratur.
Empat Pilar tersebut adalah:
1. 1. Mengonsumsi Anekaragam Pangan
Yang dimaksudkan beranekaragam dalam prinsip ini selain keanekaragaman
jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlah yang
cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur.
Contohnya, saat ini dianjurkan mengonsumsi lebih banyak sayuran dan
buah-buahan dibandingkan dengan anjuran sebelumnya. Demikian pula jumlah
makanan yang mengandung gula, garam dan lemak yang dapat meningkatkan resiko
beberapa penyakit tidak menular, dianjurkan untuk dikurangi. Akhir-akhir ini
minum air dalam jumlah yang cukup telah dimasukkan dalam komponen gizi seimbang
oleh karena pentingnya air dalam proses metabolisme dan dalam pencegahan
dehidrasi.
Cara menerapkan pesan ini adalah dengan mengonsumsi lima kelompok pangan
setiap hari atau setiap kali makan. Kelima kelompok pangan tersebut adalah
makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengonsumsi lebih
dari satu jenis untuk setiap kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk,
sayuran dan buah-buahan) setiap kali makan akan lebih baik.
1. 2. Membiasakan Perilaku Hidup Bersih
Selain memperhatikan keanekaragaman makanan dan minuman juga perlu
memperhatikan dari aspek keamanan pangan yang berarti makanan dan minuman itu
harus bebas dari cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan masyarakat. Seseorang yang menderita
penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis
zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Budaya perilaku hidup bersih akan
menghindarkan seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi.
2. 3. Memantau Berat Badan (BB) secara teratur untuk
mempertahankan berat badan normal dengan indikator yang dikenal dengan Indeks
Masa Tubuh (IMT).
3. 4. Melakukan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk
olahraga merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan
pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh. Sel-sel otot pada usia
muda mempunyai kelenturan yang optimal dan mulai menurun pada usia lanjut.
Kontraksi dan relaksasi otot menjadi berkurang seiring bertambah usia. Oleh
karena itu sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik yang ringan
seperti berjalan-jalan, bersepeda, berkebun dan melakukan olah raga ringan
seperti yoga, senam yang berfungsi membantu kelenturan otot dan relaksasi otot.
Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh
termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam
menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh. Dasar
sederhana adalah mempertahankan berat badan normal, seimbang kalori yang
dimakan dan kalori yang digunakan (dibakar). Karena itu pola konsumsi makanan
yang sehat disertai aktivitas fisik akan membantu mengontrol berat badan,
sehingga badan akan menjadi lebih sehat. Asupan energi yang berlebih dan tidak
diimbangi dengan pengeluaran energi yang seimbang (dengan kurang melakukan
aktivitas fisik) akan menyebabkan terjadinya penambahan berat badan.
Aktivitas fisik yang rendah adalah salah satu faktor pemicu obesitas.
Aktivitas fisik dikategorikan cukup jika individu melakukan olahraga selama 30 menit
setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu (Kemenkes 2014)
Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Angka kecukupan gizi bagi Bangsa
Indonesia 2013. Jakarta, Indonesia: Kemenkes RI..
Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Pedoman gizi seimbang. Jakarta,
Indonesia: Kemenkes RI
Mardalena I.
Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan (Pertama). Yogyakarta: Pustaka Baru
Press, 2017.