Label makanan merupakan hal penting yang perlu dicantumkan dalam kemasan
suatu produk, hal ini tersebut karena melalui label pada kemasan makanan dan
minuman, konsumen dapat memutuskan kesesuaian suatu produk yang akan dikonsumsi
untuk kesehatannya.
Label pangan kemasan berisi sekurang-kurangnya tujuh informasi, yaitu nama
produk, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat pihak yg memproduksi atau
memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia, komposisi atau daftar bahan,
keterangan kadaluarsa, nomor pendaftaran, tanggal dan atau kode produksi.
Dengan demikian, membaca label dapat membantu konsumen dalam memilih pangan
yang aman dan sesuai dengan kebutuhannya. Namun, sebenarnya konsumen dapat
membatasi pangan tersebut dan memilih pangan yang sesuai dengan kebutuhannya,
jika cermat mengenalinya melalui label pada kemasan pangan.
Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 67/-DAG/PER/11/2013, label
adalah deskripsi setiap gambar, tulisan, kombinasi dari dua atau bentuk
informasi lain yang berkaitan dengan produk, yang memuat produk yang
bersangkutan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku saat ini. Peraturan
perundang-undangan menetapkan bahwa semua makanan kemasan harus memiliki label,
yang berisi informasi tentang isi, jenis dan jumlah, umur simpan, dan kandungan
gizi bahan, dinyatakan dalam jumlah dan dinyatakan sebagai persentase dari
tingkat kecukupan gizi yang direkomendasikan untuk setiap porsi, dan informasi
penting lainnya (seperti sifat kehalalan produk) agar konsumen dapat memahami
kandungan gizi dan kelayakan makanan kemasan.
Pencantuman informasi nilai gizi pada produk pangan diharapkan dapat
membantu konsumen dalam mengatur asupan gizi mereka. Pemerintah juga
mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 30 Tahun 2013 tentang
Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan
untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji. Peraturan tersebut diharapkan dapat
mengurangi risiko PTM di Indonesia.
Informasi nilai gizi merupakan bagian dari label pangan. Ketika informasi
yang ada tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik, maka pengaturan pola makan
juga tidak dapat dilakukan dengan baik dan dapat berimbas pada kondisi
kesehatan.
Nilai gizi pada makanan kemasan bertujuan untuk memberikan informasi
terkait zat gizi yang terkandung dalam makanan tersebut. Informasi ini dapat
membantu dalam menjaga berat badan dan memilih makanan dengan bijak. Pada label
nilai gizi juga dicantumkan informasi tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG), yaitu
rata-rata angka kecukupan gizi harian semua orang menurut kelompok umur, jenis
kelamin, tipe tubuh, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis khusus yang ingin
dicapai. kesehatan yang optimal.
Rendahnya kebiasaan membaca label makanan membuat konsumen memilih makanan
yang tidak sehat sehingga menurunkan derajat kesehatannya. Konsumen yang tidak
membaca label makanan mengonsumsi kadar lemak, kolesterol, dan gula yang lebih
tinggi daripada konsumen yang membacanya. Kepatuhan membaca label informasi dan
gizi rendah disebabkan oleh terhambatnya upaya pencarian informasi. Salah satu
kendala adalah kurangnya minat terhadap informasi, yang mungkin disebabkan oleh
kurangnya pemahaman tentang label. Informasi tentang nutrisi dan label bahan
lebih luas dan kompleks. Selain itu, terminologi yang digunakan sulit dan asing
bagi masyarakat. Banyak konsumen yang tidak yakin Informasi nutrisi penting.
Beberapa konsumen tidak yakin bahwa asupan nutrisi seperti gula, garam dan
lemak akan berdampak pada kesehatan, sementara ada konsumen yang tidak
mengetahui istilah dalam label nutrisi seperti natrium, sodium, dsb. Rendahnya kebiasaan
membaca label pangan membuat konsumen memilih makanan yang tidak sehat sehingga
menurunkan kondisi kesehatan. Mereka yang tidak membaca label pangan
mengonsumsi lebih tinggi lemak kolesterol, dan gula dibandingkan dengan yang
membaca label.
Ketika nutrisi dalam produk yang dikonsumsi diketahui dengan jelas, diet
sehat dapat dirumuskan. Informasi gizi dalam makanan olahan dapat dilihat pada
label makanan, terutama pada panel informasi nilai gizi. Namun bila informasi
yang ada tidak digunakan dengan benar, penyesuaian pola makan tidak dapat
diselesaikan dengan benar, dan dapat berdampak pada kondisi kesehatan.
Yuk kita bahas bagaimana cara memahami informasi nilai gizi pada kemasan
suatu produk makanan dan minuman, sebagai berikut:
1. 1. Sajian per kemasan
Hal pertama yang perlu diperhatikan yaitu sajian per
kemasan pada suatu produk. Seperti pada kemasan tertera satu bungkus, satu
botol, atau satu kemasan produk bisa terbagi atas satu atau beberapa sajian.
Misalnya, dalam kemasan menemukan tulisan, “5 sajian per kemasan”. informasi
nilai gizi ini memiliki arti bahwa makanan tersebut bisa dinikmati dalam 5 takaran
saji (5 kali konsumsi).
Nah, perlu untuk diingat bahwa tabel informasi nilai gizi
suatu makanan biasanya menyajikan data untuk satu sajian – bukan untuk satu kemasan.
Jika di label tertulis, “5 sajian per kemasan”, maka harus mengalikan kalori
dan masing-masing kadar nutrisi dengan angka 5 sesuai dengan yang tercantum
dalam kemasan tersebut.
2. 2. Kalori
Untuk mendapatkan informasi terkait kalori dari makanan
olahan suatu produk, maka harus merujuk pada sajian per kemasan. Jika satu
produk memiliki 5 sajian per kemasan, lalu tercantum pada informasi nilai gizi
bahwa satu sajian menyumbang 200 kalori, maka konsumen akan mengonsumsi 1000
kalori jika menghabiskan satu makanan kemasan tersebut (200 kalori x 5 sajian).
3. 3. Nutrisi
yang perlu untuk dibatasi
Beberapa kandungan yang perlu dibatasi yaitu natrium
(sodium), lemak jenuh (saturated fat), lemak trans (trans fat), dan gula
tambahan (added sugar). Kalikan kadar masing-masing nutrisi dengan sajian per
kemasan dan konsumen akan mendapatkan angka yang sebenarnya.
4. 4. Nutrisi
yang penting bagi tubuh
Makanan kemasan juga menawarkan nutrisi yang krusial bagi
tubuh. Beberapa nutrisi penting yang bisa konsumen perhatikan kadarnya dalam
suatu produk, yaitu:
a.
Serat
pangan (dietary fiber), penting untuk kesehatan sistem pencernaan
b.
Kalsium
(calcium), krusial demi menjaga tulang tetap sehat dan kuat
c.
Kalium
(potassium), penting untuk pengendalian tekanan darah
d.
Vitamin
D, juga penting untuk kesehatan tulang
e.
Zat
besi (iron), menjadi nutrisi yang vital dalam produksi hemoglobin (protein
dalam sel darah merah), dll.
Untuk membandingkan produk yang mengandung tinggi kadar
nutrisi penting di atas, konsumen juga harus mengalikannya dengan jumlah sajian
per kemasan.
5. 5. Angka
Lecukupan Gizi (AKG) harian
Persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian merupakan
informasi rekomendasi kebutuhan tiap-tiap nutrisi dalam satu hari. AKG tersebut
disajikan dalam satuan berat (gram, miligram, mikrogram) serta dalam bentuk
persentase.
Nutrisi dengan persentase AKG-nya sekitar 6% atau kurang
per sajian digolongkan sebagai persentase yang rendah. Sementara itu,
persentase AKG di atas 20% per sajian digolongkan sebagai persentase yang
tinggi.
6. 6. Perhatikan gula pada produk kemasan
Pengkonsumsian gula yang berlebihan dapat menyebabkan
masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2 hingga obesitas. Banyak produk olahan
yang mengandung tinggi gula yang diberikan pada suatu produk olahan. Adapun macam
– macam gula yang sering digunakan pada produk olahan yaitu: fruktosa, maltosa,
maltol etil, maltodextrin, glukosa, malt bubuk, dekstran, sirup mapel, dll.
7. 7. Melakukan
perbandingan suatu produk dengan produk lainnya
Setelah memahami poin-poin terkait informasi nilai gizi dan label makanan di atas, konsumen dapat membandingkan satu produk dengan produk lain. Gunakan indikator informasi nilai gizi di atas demi mendapatkan produk yang sekiranya ‘lebih sehat’, termasuk dari kalori, kadar nutrisi baik, dan kadar nutrisi yang perlu dibatasi seperti natrium, lemak jenuh, lemak trans, dan gula.
Daftar Pustaka:
Fitri, Nurul, dkk. 2020. Pengetahuan dan Kebiasaan Membaca
Label Informasi Nilai Gizi pada Makanan Kemasan Tidak Berhubungan dengan Status
Gizi pada Mahasiswa Asrama Kutai Kartanegara di Yogyakarta. Gizido. Volume. 12,
No. 1.
Maulida, Arina Zulfa. 2019. Hubungan
Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Membaca Label Pangan pada Mahasiswa Gizi
UIN Walisongo Semarang.
Skripsi. UIN Walisongo. Semarang.
Ningrum, Ariana Kusuma. 2015. Pengetahuan Label Kemasan Pangan. Malang: Penerbit Gunung Samudera.
Prawira, I Kadek Putra, dkk. 2016. Korelasi Informasi Nilai Gizi terhadap Keputusan Pembelian Biskuit dan
Kukis oleh Konsumen Jakarta dan Sekitarnya. Jurnal Mutu Pangan, Vol. 3(2):
138-144.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar