Beberapa negara di dunia pada dasarnya memiliki standar atau kriteria kecantikannya masing-masing, contohnya seperti wanita yang hidup di Jepang terlihat cantik ketika memiliki rambut yang hitam dan panjang, kemudian di wanita di Thailand terlihat cantik apabila memiliki leher yang panjang. Sedangkan di negara kita sendiri yaitu Indonesia seorang wanita akan dipandang cantik apabila memiliki tubuh yang langsing atau ramping. Persepsi yang ada di masyarakat bahwa harus memiliki tubuh yang ramping memanglah bukan suatu hal yang aneh ketika didengar. Mindset atau pola pikir yang dimiliki masyarakat adalah cantik itu harus memiliki tubuh yang ramping dan kurus. Hal ini memicu sebagian besar orang yang beranggapan bahwa tubuhnya yang belum ideal dan ramping untuk merubah penampilannya. Segala cara ditempuh dan dilakukan untuk memiliki postur tubuh dan fisik yang ramping. Karena penampilan merupakan sesuatu yang kerap menjadi perhatian bagi sebagian besar orang. Sayangnya untuk memiliki tubuh yang ramping beberapa orang cenderung untuk memilih cara yang instan seperti mengonsumsi obat pelangsing.
Obat pelangsing cenderung dipilih sebagai alternatif untuk mendapatkan tubuh yang ramping. Hal ini karena obat pelangsing adalah cara yang instan dan cenderung cepat untuk mendapatkan tubuh yang langsing juga ramping.
Jenis obat pelangsing yang beredar di pasaran ada dua jenis, yaitu :
1. Obat pelangsing
tradisional (herbal/ natural)
2. Obat pelangsing
modern (bahan kimia)
Bagaimana Sifat
dan Cara Kerja Obat Pelangsing?
1. Penekan Nafsu
Makan
Beberapa obat pelangsing memiliki cara kerja dengan menekan pusat
lapar di otak dan mengaktifkan pusat kenyang. Hal inilah yang menyebabkan
seseorang yang mengonsumsi obat pelangsing tidak nafsu makan. Asupan makan yang
cenderung kurang dari biasanya akan menimbulkan efek penurunan berat badan.
2. Mempercepat
Absorpsi Lemak
Obat pelansing yang dikonsumsi dapat menghambat aktivitas lipase
hingga sebesar 30% lemak tidak dapat diserap oleh tubuh tetapi langsung
dikeluarkan bersama feses.
3. Diuretik
Obat pelangsing yang bersifat diuretik adalah jenis obat pelagsing
yang akan menimbulkan peminumnya memiliki keinginan untuk sering buang air
kecil. Hal ini akan membuat berat badan turun tapi dalam tubuhnya akan
mengalami kekurangan cairan karena apabila terlalu sering buang air kecil akan
menyebabkan cairan tubuh yang keluar secara berlebih. Apabila dikonsumsi secara
jangka panjang dapat menimbulkan gangguan ginjal.
4. Laksatif
Setipe dengan obat pelangsng yang bersifat diuretik yang memberikan
efek sering buang air kecil, obat pelangsing yang bersifat laksatif akan
menimbulkan keinginan untuk buang air besar bagi yang mengonsumsinya. Keinginan
untuk buang air besar secara terus-menerus inilah yang akan memberikan efek
terhadap penurunan berat badan.
Dampak Negatif
Jangka Panjang dari Penggunaan Obat Pelangsing
1. Gangguan emosi
2. Hiperaktivitas
3. Sulit tidur
4. Perut kembung atau perih
5. Keletihan terus menerus
6. Mual dan muntah
7. Tubuh gemetar
8. Mengganggu kesuburan
9. Menganggu sirkulasi menstruasi
10. Gangguan ginjal dan otak
Lalu Sebenarnya
Lifestyle Seperti Apa yang Diperlukan untuk Menjaga Body Shape atau Bentuk
Tubuh?
·
Cek
IMT
Pengecekan IMT diperlukan guna mengetahui status gizi seseorang.
Apakah termasuk gizi kurang, normal, atau bahkan mengalami gizi lebih yang
biasa disebut dengan obesitas. Jika kita termasuk ke dalam kategori IMT yang
normal, maka hal ini perlu dipertahankan. Karena jika dalam keadaan IMT yang
normal berarti kita tidak berada pada status gizi yang kurang atau lebih
(obesitas). Kondisi seseorang yang mengalami obesitas dapat memicu keinginan
atau obsesi untuk menurunkan berat badan. Hal yang dikhawatirkan adalah
menurunkan berat badan dengan cara yang instan seperti mengonsumsi obat
pelangisng yang dapat menimbulkan banyak dampak negatif bagi tubuh. penurunan
berat badan bagi seseorang yang mengalami overweight atau obesitas dapat
dilakukan dengan diet pengurangan kalori secara bertahap hingga mencapai IMT
normal.
·
Diet
Gizi Seimbang
Apabila ingin menurunkan berat badan tanpa menimbulkan dampak
negatif, diet dengan gizi seimbang adalah cara yang tepat untuk dilakukan.
Pengaturan porsi dan asupan makan yang dikonsumsi sangat penting untuk
diperhatikan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Untuk dapat mengetahui porsi
makan dan asupan makan yang tepat dapat menggunakan acuan tumpeng gizi seimbang
yang di dalamnya juga memuat empat pilar gizi seimbang.
Empat Pilar
Gizi Seimbang:
1. Mengonsumsi
beraneka ragam jenis makanan
2. Perilaku atau
pola hidup bersih
3. Melakukan
aktivitas fisik atau menerapkan pola hidup aktif dan olahraga
4. Mempertahankan dan memantau berat badan (BB)
·
Aktivitas
Fisik Teratur
Aktivitas fisik sangat penting untuk dilakukan. Hal ini diperlukan
untuk menjaga kondisi tubuh agar asupan yang masuk ke dalam tubuh sesuai dengan
energi yang dikeluarkan. Keseimbangan energi sangat berpengaruh bagi tubuh
untuk mencegah terhadap terjadinya obesitas. Aktivitas fisik yang dilakukan
dapat dimulai dari aktivitas yang ringan hingga sedang secara teratur.
Penggunaan obat pelangsing untuk
menurunkan berat badan bukanlah suatu pilihan yang tepat. Karena disamping
banyaknya efek samping dan dampak negatif yang akan ditimbulkan, obat
pelangsing yang beredar di pasaran tidak semuanya aman untuk dikonsumsi janngka
panjang. Ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mendapat tubuh yang ideal,
seperti menjaga porsi dan asupan makan, diet dengan gizi seimbang, dan
melakukan aktivitas fisik yang teratur. Tentunya beberapa cara ini lebih aman
untuk dilakukan karena tikdak menimbulkan efek samping dan berbagai dampak
negatif. Sebaliknya, kita justru akan mendapatkan bentuk tubuh yang ideal dan
tetap dalam kondisi yang sehat.
REFERENSI
Ajeng Anastasia Kinanti. (2017). Nekat Minum Pil Diet Demi
Kurus, Ini Dampaknya Bagi Tubuh. Diakses melalui health.detik.com pada tanggal 22 Nov 2021.
Almatsier Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Lestari Handayani, Suharmiati, Didik Budijanto. (2002). Studi
Tentang Jamu Pelangsing dan Beberapi Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perubahan
Berat Badan. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 5 (2): 139-147
Pritasari, dkk. 2017. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta
Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Wina Farafinsah. (2016). Pola Konsumsi Obat Pelangsing di Kalangan
Mahasiswi Fisip Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal Universitas Airlangga
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Diakses pada tanggal 22 November 2021.