Minggu, 28 April 2019

Mengenal Lebih Jauh Seputar Vaksin


Vaksin Terbuat dari Bahan Haram dan Dapat Menyebabkan Autisme pada anak, Apakah benar?

Kesehatan adalah sebuah hal yang paling berharga yang dikaruniakan Tuhan kepada manusia. Dalam perkembangan ilmu medis untuk menangani berbagai penyakit, ditemukannya sebuah vaksin yang dapat meningkatkan sistem imun tubuh agar dapat  terlindungi dari berbagai penyakit tertentu. Namun, saat-saat ini banyak isu yang beredar mengenai vaksin yang dikatakan terbuat dari bahan haram dan juga dapat menyebabkan autisme pada anak. Sebenarnya, apakah  kedua pernyataan tersebut benar adanya ? Pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai hal tersebut. Namun, Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai haram atau tidaknya vaksin dan vaksin menjadi penyebab anak autisme, kita akan membahas terlebih dahulu tentang vaksin itu sendiri bagi tubuh .

Apa itu vaksin ?
     
     Vaksin adalah suatu zat yang merupakan suatu bentuk produk biologi yang diketahui berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan. Vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibody atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu.(Depkes,2016).

       Vaksinisasi/imunisasi sangat penting dalam mempertahankan sistem imun tubuh. Sistem imun adalah Serangkaian molekul, sel, dan organ yang bekerja sama dalam mempertahankan tubuh dari serangan luar yang dapat mengakibatkan kita mengalami sakit. Sistem imun dapat merespon ancaman penyakit yang akan menyerang kita & dapat mengidentifikasi penyakit tersebut.
 
Vaksin atau tidak vaksin? Mengapa tubuh kita butuh vaksin?



Memasukkan vaksin dalam tubuh biasa kita sebut vaksinisasi/imunisasi . Imunisasi adalah suatu upaya untuk menciptakan kekebalan tubuh yang spesifik terhadap penyakit tertentu dengan mengenalkan suatu jenis virus (yang sudah terlebih dahulu dilemahkan) agar limfosit dalam tubuh menghasilkan antibody untuk melawan jenis virus tersebut. Sebenarnya, vaksin punya banyak manfaat bagi tubuh, vaksin diberikan untuk orang sehat guna merangsang antibodi dalam menangkal berbagai penyakit tertentu. Berikut ada beberapa manfaat vaksin dalam menangkal penyakit.
1.     Vaksinisasi  DPT
Vaksinisasi DPT ini dapat mencegah penyakit tetanus. Tetanus adalah suatu penyakit yang disebabkan kuman dari benda yang kotor masuk melalu luka sehingga terjadi kejang kaku otot.
2.    Vaksinisasi BCG
Vaksinisasi BCG ini untuk mencegah penyakit yang menyerang pernafasaan,salah satunya TBC . TBC disebabkan infeksi bakteri pada pernafasan.
3.    Vaksinisasi Hepatitis B
Vaksinisasi Hepatitis B ini untuk mencegah penyakit Hepatitis B
4.    Vaksinisasi polio
Vaksinisasi Polio inii untuk mencegah penyakit yang menyerang syaraf motorik dan bisa menyebabkan kelumpuhan
5.    Vaksinisasi Campak
Vaksinisasi Campak ini untuk mencegah penyakit yang dimana kondisi sekujur badan menimbulkan ruam-ruam merah yang menular karena infeksi virus
6.    Vaksinisasi Rubela
Vaksinisasi Rubella ini untuk  mencegah penyakit yang mirip campak sebenarnya namun lebih berbahaya karena bisa ditularkan oleh ibu kepada bayinya.
7.    Vaksinisasi Difteri
Vaksin ini bisa mencegah terjadinya penyakit dimana kondisi selaput lendir dan tenggorokan mengalami radang akibat infeksi bakteri.



Survei mengatakan bahwa di Indonesia sendiri sudah ada 3 jenis penyakit yang dianggap musnah karena vaksin. Hal ini dikatakan demikian karena sudah tidak dijumpai lagi ketiga penyakit tersebut.yaitu Polio (hilang pada tahun 2014), Cacar (hilang pada tahun1908), Tetanus (hilang pada tahun 2016). Namun sekarang ternyata kasus polio muncul kembali. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran orang tua si anak dalam memberikan vaksinisasi dan ini ada kaitannya juga dengan kekhawatiran orang tua adanya informasi yang beredar bahwa vaksin menyebabkan autisme pada anak sehingga orang tua merasa ragu untuk memberikan vaksin kepada anaknya.

Mitos yang sedang hangat diperbincangkan saat ini adalah mengenai kehalalan vaksin yang digunakan serta apakah vaksin itu dapat menyebabkan seorang anak menderita autisme. 

   Ø  Vaksin terbuat dari bahan yang haram, apakah benar?

112 ulama dan ahli dari berbagai penjuru dunia yang membahas, menyetujui lalu menandatangi fatwa HALAL-nya gelatin yang berasal dari babi pada vaksin . Gelatin maupun tripsin yang terbuat dari bagian babi mengalami proses istihalah (transformasi) alias perubahan bentuk di mana proses akhirnya tidak lagi sama sebagaimana bentuk awalnya sehingga tidak lagi dihukumi sebagaimana babi. Sebagaimana cuka yang pembuatannya berasal dari wine (haram) dihukumi halal ketika bertransformasi secara alami sehingga karakteristiknya tidak lagi sama

Dalam hal ini, MUI menggunakan kaidah fiqh “Ad-darurah tubihu al-mahzurat” yang artinya kemudaratan mengharuskan perkara-perkara yang diharamkan, makna mengharuskan di sini membolehkan apa yang tadinya haram tidak lagi dihukumi dosa, namun justru diharuskan untuk diambil demi menghindarkan mudharat yang lebih besar (wabah).

Kaidah yang dipakai dalam hal ini adalah: Idhaa ta’aarodho dhororooni daf’u akhfahuma, jika ada dua mudharat (bahaya) saling berhadapan maka di ambil yang paling ringan. Maka tidak salah jika bapak sekretaris komisi fatwa MUI kemudian justru menjadikan hukum imunisasi ini menjadi WAJIB. (Naisyah,dewi,2018) 

   Ø  Vaksin dapat menyebabkan autisme ?

Winarno(2013) mengatakan bahwa autisme merupakan kelainan yang terjadi pada anak yang tidak mengalami perkembnagan normal, khususnya dalam hubungan dengan orang lain. Autisme ini sendiri adalah penyakit dengan gangguan perkembangan serius yang mengganggu kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi. Menurut pendapat yang sudah menjadi konsensus bersama para ahli belakangan ini mengakui bahwa autisme diakibatkan terjadi kelainan fungsi otak. Kelainan fungsi ini bisa disebabkan beberapa trauma seperti:

  • Sewaktu bayi dalam kandungan, misalnya karena keadaan keracunan kehamilan, infeksi virus rubella, dll
  • Kejadian segera setelah lahir (perinetal) seperti kekurangan oksigen(anoksia)

Beredarnya informasi yang mengatakan bahwa vaksin menyebabkan autisme pada anak, membuat para orang tua merasa khawatir dan ragu untuk memberikan vaksin pada anaknya. Sehigga hal ini akan lebih beresiko karena penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan vaksin itu sendiri namun malah tidak dapat tertangani karena tidak ada pemberian vaksin bagi tuh yang akan berakibat resiko yang tinggi untuk tertular penyakit. Hal yang menyebabkan isu vaksin tersebut dikatakan bisa menyebabkan autisme pada anak adalah zat pengawet buatan yang bernama thimoseral yang terkandung dalam vaksin dianggap sebagai racun yang menyerang sistem saraf pusat sehingga dapat menyebabkan anak mengalami gangguan tumbuh kembang yang serius.

Ada sebuah teori yang mengatakan bahwa Thimoseral ini senyawa etilmerkuri yang terdapat pada vaksin yang sifatnya toksik bagi sistem syaraf. Namun teori ini dipatahkan oleh perbedaan gejala yang dialami oleh penderita autisme dan anak yang keacunan merkuri, selain itu, ada sebuah penelitian lain yang menyebutkan bahwa kandungan merkuri dalam vaksin masih dibawah ambang batas dan tidak akan menyebabkan keracunan jika terdapat beberapa kasus autisme yang terjadi setelah pemberian vaksin, hal ini tidak dapat langsung disimpulkan bahwa vaksin sebagai penyebabnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa,Selama ini belum ditemukan bukti ilmiah bahwa vaksin menyebabkan autisme dan banyak penelitian yang menyebutkan bahwa manfaat vaksinisasi jauh lebih besar daripada resiko negatif yang ditimbulkannya.
Seyogyanya Benar bahwa orang tua  ingin memilih dan memberikan yang terbaik untuk anak-anak nya. Benar bahwa orang tua ingin menjadi hamba yang taat kepada-Nya. Maka kaji ilmu dan dapatkan pemahaman,  ambillah kebaikan yang sudah Allah sediakan, lalu sandarkan ikhtiarmu kepada Allah Yang Maha Menjaga dan Memelihara setiap insan.

Artikel oleh Elviana Agustin


Daftar Pustaka
-          Winarno.2013. Autisme dan peran pangan. Penerbit: gramedia pustaka utama.jakarta, hal 1
-          Depkes.2016. Vaksin untuk pencegahan, serum untuk pengobatan. www.depkes.go.id. (akses 27 April 2019)
-          Dewi Naisyah.2018. Menjawab polemik vaksin MR. https://dewinaisyah.wordpress.com/2018/08/25/menjawab-polemik-vaksin-mr/ (akses 28 April 2019)