Selasa, 31 Agustus 2021

Junk Food, Fast Food, dan Gizi


 

Di era modern ini banyak sekali masyarakat yang memilih makanan cepat saji / fast food, hal ini dikarenakan sibuknya aktivitas yang tidak memungkinkan untuk mengolah makanan sendiri, atau dikarenakan oleh faktor gaya hidup yang tinggi sehingga banyak masyarakat yang memilih mengonsumsi makanan cepat saji / fast food. Tetapi, banyak masyarakat yang mengartikan bahwa makanan cepat saji / fast food ini merupakan junk food. Apakah benar bahwa fast food merupakan junk food?  Lalu, apa saja perbedaan antara fast food dan junk food? Yuk langsung simak saja penjelasan tentang fast food dan junk food di bawah ini.

Junk food adalah makanan yang tidak sehat (makanan sampah). Junk food memiliki kandungan lemak, kalori, garam, gula dan zat adiktif yang tinggi, kandungan serat, vitamin, dan mineral yang rendah. Hal ini membuat junk food dapat memicu berbagai penyakit yang merusak kesehatan, seperti obesitas, penyakit jantung dan kanker. Secara umum junk food adalah untuk makanan yang memiliki jumlah kandungan gizi yang terbatas. Salah satu makanan yang masuk dalam jenis ini adalah keripik kentang (banyak mengandung garam), permen, semua dessert manis, makanan fast food yang digoreng, dan minuman soda atau minuman berkarbonasi. Pada makanan yang mempunyai label junk food biasanya kandungan vitamin, protein, dan mineralnya sangat sedikit. Bila terlalu banyak mengonsumsi junk food dalam tubuh, maka akan menimbulkan banyak penyakit mulai dari penyakit ringan sampai berat seperti darah tinggi, stroke, jantung, dan kanker.

Fast food diartikan sebagai makanan yang disajikan direstoran. Pendapat lain mendefinisikan fast food adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan siap disantap, seperti fried chicken, hamburger & pizza. Makanan cepat saji (fast food) ada yg mengandung tinggi lemak, protein dan serat contohnya nasi goreng dan mie goreng makanan ini termasuk kedalam makanan cepat saji yang tidak termasuk kedalam junk food. Tidak seluruh makanan fast food masuk kedalam kategori junk food, yang membedakannya adalah dilihat dari proses pengolahannya. Junk food tidak hanya seperti ayam goreng yang disajikan di restoran-restoran cepat saji saja, tetapi semua makanan yang mengandung lemak tinggi serta proses pengolahan yang tinggi sehingga kandungan gizinya sudah hilang. Semua makanan yang dikonsumsi yang tidak memberikan manfaat bahkan justru merugikan kesehatan, dapat disebut junk food.


Adapun jenis - jenis makanan junk food yaitu sebagai berikut: Gorengan (contoh: french fries), makanan dan minuman yang mengandung gula ( contoh: minuman bersoda), makanan daging yang berlemak ( contoh: fried chicken), makanan yang berasal dari olahan keju (contoh: pizza yang mengandung krim keju), makanan manis yang beku (contoh: es krim, cake beku, dll), dan makanan yang bersumber dari daging ( contoh: burger).


Konsumsi makanan cepat saji didorong sebagai cara yang baik karena pelayanan yang cepat, rasa yang enak dan harga yang murah dibandingkan dengan restoran gaya rumah tradisional, untuk masyarakat di era modern ini. Tetapi jika terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji dapat menimbulkan dampak yang negatif, seperti: pada makanan junk food mengandung kalori,gula, dan lemak yang tinggi yang dapat menekan aktivitas peptida otak yang disebut BDNF (membantu dalam fungsi belajar dan memori), Selain itu, otak mengandung sinapsis yang bertanggung jawab untuk pembelajaran dan memori. Mengonsumsi makanan yang terlalu banyak kalori dapat mengganggu produksi sinapsis yang sehat, sehingga dapat mengganggu ingatan memori dan pembelajaran pada anak sekolah. Kelebihan kalori juga dapat menyebabkan terlalu banyak lemak pada tubuh dan akhirnya dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas. Makanan cepat saji juga tinggi sodium. Jumlah natrium atau garam yang berlebihan dalam makanan junk food dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, osteoporosis, gagal jantung, stroke, kanker lambung, dan penyakit ginjal. Kandungan gula yang  terdapat pada makanan junk food dapat  menyebabkan gigi berlubang dan diabetes melitus tipe 2. Dan junk food tidak dapat memasok tubuh dengan nutrisi yang cukup untuk mempertahankan kesehatan yang baik karena kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin, mineral, asam amino, dan serat yang dibutuhkan.


Untuk itu masyarakat perlu mengubah pola makan yang sehat, karena pola makan merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi seseorang. Agar keadaan gizi seseorang baik, perlu mengatur pola makan yang sehat dengan gizi seimbang seperti menyusun makanan sehari-hari yang mengandungzat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh yaitu jenis kelamin, umur, dan status kesehatan. Prinsip gizi seimbang terdiri dari 4 pilar yaitu mengonsumsi keanekaragaman pangan, membiasakan berperilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal. Dan nutrisi merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan saat memilih makanan. Makanan cepat saji tidak ideal untuk dikonsumsi secara rutin karena memiliki nilai gizi yang rendah, sehingga tidak memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh.


Daftar Pustaka:

George et al. 2021. Awareness on the Harmful Effects of Junk Food among College Students in Chennai. Annals of R.S.C.B., ISSN:1583-6258, Vol. 25, Issue 3, 2021, Pages. 886 - 904

Mohiuddin, Abdul Kader and M. Nasirullah. 2020. Fast Food Addiction: A Major Public Health Issue. J. Nutrition and Food Processing, 3(1); Doi:10.31579/2637-8914/017

NN Pebriyanti · 2021. Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Konsumsi Junk Food dan Aktivitas Fisik pada Remaja di SMP Saraswati 1 Denpasar. Skripsi. Poltekkes Despasar. Bali

Ramli et al. 2021. Fast-Food Consumption Among Children According to Syari'ah Perspective. Halalsphere, Vol. 1, No. 2

Wicaksono, O Noor Raihana Putri. 2021. Pola Konsumsi Junk Food pada Remaja di Kota Bekasi. Skripsi. IPB. Bogor