Senin, 11 Mei 2020

Gizi Tepat Kunci Bugar Menjalankan Ibadah Puasa


Gizi Tepat Kunci Bugar Menjalankan Ibadah Puasa





 
Puasa memberikan banyak manfaat baik bagi kesehatan apabila dijalankan dengan tepat. Jika pola makan ketika puasa tidak diatur maka kolesterol tinggi dapat muncul karena saat berbuka membiasakan diri dengan makanan yang mengandung lemak seperti gorengan dan santan (Khomsan, 2005).  Dalam dunia medis, puasa dapat membersihkan toksin dan zat-zat yang menumpuk dalam saluran pencernaan, ginjal, dan organ lain akibat bahan pengawet, zat pewarna, pemanis buatan, zat karsinogenik yang menyebabkan kanker, asap rokok, dan lain-lainnya yang menumpuk bertahun-tahun (Rosita, 2009).
            Aktivitas puasa berarti mengistirahatkan saluran pencernaan. Dalam skala makro, puasa akan berdampak pada sel-sel tubuh, dimana reaksi-reaksi biokimiawi berlangsung. Sewaktu alat pencernaan beristirahat, energi yang dibutuhkan diambil dari cadangan karbohidrat dan timbunan lemak. Tentu hal ini bermanfaat karena makan dan minuman yang berlebihan dapat membahayakan lambung, hati, memberatkan kerja jantung, menyebabkan mengerasnya pembuluh darah, sesak dada, naiknya tekanan darah, dan diabetes mellitus (Hilda, 2014).
            Selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, asupan gizi yang tepat sangat diperlukan. Orang yang berpuasa harus pandai mengatur pola konsumsi pangannya saat sahur, berbuka dan selingan di malam hari. Jangan sampai keseimbangan nutrisi yang masuk dan dibutuhkan tidak terjaga. Oleh sebab itu, gizi yang tepat harus diperhatikan agar tubuh tetap bugar, sehat, dan kuat.
           
Apa saja kebutuhan gizi yang harus dipenuhi saat puasa?

Ada 2 jenis kebutuhan zat gizi yang harus dipenuhi setiap hari bahkan saat puasa kebutuhan gizi ini tidak boleh dilupakan. Zat gizi ini terdiri dari :
            1. Zat Gizi Makro
                        Terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak
            2. Zat Gizi Mikro
                        Terdiri dari vitamin dan berbagai macam mineral.
            Bagaimanakah komposisi makan saat berpuasa yang baik?
            Agar kebutuhan gizi dari zat gizi makro dan mikro terpenuhi, maka pola makan saat puasa harus diatur komposisinya. Komposisi yang baik yakni:
            a. 40% saat sahur yang terdiri dari 30% makan besar dan 10% makan kecil
            b. 50% saat berbuka puasa dengan komposisi 10% makan manis, 30% makan besar, dan 10% makan kecil
            c. 10% makan kecil setelah salat Tarawih
            Lalu makanan apa saja yang dianjurkan dan yang harus dihindari untuk dikonsumsi?
 
 


                                                                                                                

           

Saat sahur dan sahur sebaiknya memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi agar tidak terjadi masalah kesehatan yang tidak diinginkan. Nah, makanan dan minuman yang dianjurkan yaitu :
            1. Berbukalah dengan yang manis seperti kurma, pisang, pepaya, salad, dan smooties.            Hal ini bertujuan untuk mengembalikan kadar glukosa darah. Namun jangan                          berlebihan dalam mengkonsumsinya.
            2. Saat sahur sebaiknya mengkonsumsi sayur dan buah dengan kandungan serat yang            tinggi agar dapat memberikan rasa kenyang yang lama dan tidak cepat lemas.
            3. Konsumsi air putih hangat, madu hangat atau wedang jahe hangat karena baik                     untuk kesehatan.
            Lalu, ada makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi  saat sahur yaitu:
            1. Makanan/ minuman yang terlalu manis karena akan membuat cepat haus dan perut              terasa kembung.
            2. Makanan yang terlalu asin atau pedas karena akan membuat tubuh mengalami                     ketidakseimbangan cairan.
            3. Gorengan karena proses pencernaan gorengan perlu waktu dan energi yang besar                sehingga belum sampai berbuka, tubuh akan terasa lemas.
            4. Kafein (teh kental, kopi) karena terlalu banyak mengkonsumsi kafein saat sahur       akan membuat tubuh dehidrasi dan lesu karena bersifat diuretik.
            5. Hindari makanan olahan atau kalengan, mie instan, dan junk food.
            Nah, apa yang harus dihindari kala berbuka puasa?
 


            Ketika berbuka puasa, perut dalam keadaan kosong. Hal ini menimbulkan keinginan untuk melakukan hal-hal yang seharusnya dihindari, seperti :
            1. Makan berlebihan karena perut lapar. Hal ini harus dihindari karena makan terlalu               banyak dan langsung menyantap makanan besar akan membuat perut kaget dan dapat menyebabkan gastritis.
            2. Kurangi makanan tinggi lemak, tinggi garam, tinggi gula, dan pedas.
            3. Hindari makanan yang mengandung gas agar perut tidak kembung seperti kol, ubi,             singkong, nangka muda, durian, soda, dan tape.
            4. Hindari makanan cepat saji atau junkfood karena konsentrasi serat dan antioksidan              yang rendah sehingga menimbulkan penimbunan lemak dan energi yang terserap  bagi tubuh tidak maksimal.
            Bagaimanakah panduan minum saat puasa?

           







Selain makanan yang harus diperhatikan, kebutuhan air dalam sehari juga harus diperhatikan. Panduan minum yang baik saat puasa yakni :
            a. 1 gelas setelah bangun sahur
            b. 1 gelas setelah makan sahur
            c. 1 gelas saat adzan Maghrib
            d. 1 gelas setelah salat Maghrib
            e. 1 gelas setelah buka puasa
            f. 1 gelas sebelum salat Isya’
            g. 1 gelas setelah salat Tarawih
            h. 1 gelas sebelum tidur
            Dalam menjalankan puasa, kita harus senantiasa memperhatikan pola makan dan minum. Namun jangan lupa untuk melakukan olahraga agar tubuh tetap bugar. Olahraga yang dapat dilakukan seperti jogging, bersepeda, atau aerobik ringan. Hal ini dapat dilakukan setelah salat Shubuh atau menjelang buka puasa. Meski puasa, kita harus tetap produktif. Apabila kita menggunakan waktu hanya untuk tidur maka tubuh malah akan terasa lemas dan hindari untuk tidur sehabis sahur karena dapat mengganggu sistem pencernaan.



Daftar Pustaka
Hilda, Lelya. 2014. Puasa dalam Kajian Islam dan Kesehatan. Vol. 8, No. 1 :53-62.
Khomsan, A. 2005. Dampak Kesehatan Puasa dalam Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Departemen Gizi Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. IPB. Bogor.
Rosita, Chairul Hana. 2009. Puasa dan Pengendalian Diri Perspektif Kesehatan Mental. IAIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.