Sabtu, 26 November 2022

Body Goals Become a Problem??

 

Body Goals Become a Problem??

 

Istilah body goals mulai muncul di sosial media sebagai keadaan yang menggambarkan perempuan cantik saat ini. Pada kamus Macmillan, goals diartikan sebagai sesuatu hal yang ingin dicapai, maka arti dari body goals sendiri yaitu tubuh yang ingin dicapai. Tren body goals tersebut menjadi istilah yang cukup popular di masyarakat yang menggambarkan bagaimana tubuh ideal seseorang (Aulia, et al. 2022).

 

Body goals merupakan gambaran persepsi seseorang mengenai tubuh ideal dan apa yang mereka inginkan pada tubuh mereka baik dalam hal berat maupun bentuk tubuh yang didasarkan pada persepsi orang lain dan seberapa harus mereka menyesuaikan persepsi tersebut (Denich, 2015). Remaja dapat menilai bahwa dirinya kekurangan berat badan (underweight) atau kelebihan berat badan (overweight) tanpa didasari oleh pengetahuan yang mumpuni seperti tidak berdasarkan Perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Penemuan tersebut didukung oleh penelitian terhadap remaja di Turki yang menemukan bahwa faktor lain seperti harga diri, persepsi tubuh ideal, dan konsep fisik tubuh individu lebih berperan terhadap citra tubuh apabila dibandingkan dengan IMT (Canpolat, Orsel, Akdemir & Ozbay, 2005). Dapat disimpulkan bahwa remaja tidak membangun citra tubuh berdasarkan data objektif berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Pengertian dari Indeks Massa Tubuh sendiri yakni suatu indikator dari penilaian status gizi dengan menggunakan data Tinggi Badan dan Berat Badan. Selain itu, indikator yang lainnya bisa menggunakan berat badan ideal dengan menggunakan perhitungan Tinggi Badan untuk mengetahui apakah berat badan kita tergolong normal, kurang, atau lebih.

Namun, masyarakat luas beranggapan bahwa tubuh yang menarik adalah tubuh yang kurus dan langsing yang menjadi salah satu nilai yang diciptakan oleh media sosial, dimana hal ini dapat mempengaruhi nilai pribadi seseorang mengenai bentuk tubuhnya. Menurut Albert Bandura dalam Social Learning Theory (SLT), perilaku dipengaruhi dan mempengaruhi faktor personal dan faktor lingkungan.

 

 

 

 

 

 

Alasan orang memiliki body goals :

1.      Negative Body Image (Citra tubuh yang negatif)

2.      Pengaruh image dan iklan tubuh ideal di sosial media

3.      Pengaruh budaya dan lingkungan

4.      Adanya menderita penyakit tertentu dalam bidang kesehatan medis

 

Unrealistic Body Goals atau sasaran tidak realistis adalah ambisi yang terlalu focus pada apa yang diinginkan atau diharapkan daripada kemungkinan yang sebenarnya. Ciri-ciri dari unrealistic body goals yaitu :

1.      Terobsesi dengan tokoh favorit dengan bentuk tubuh tertentu

2.      Terlalu memikirkan komentar negative dari orang lain dan sering membandingkan bentuk ukuran tubuh diri sendiri dan ukuran tubuh orang lain.

3.      Ingin mendapatkan pujian lebih terkait badan yang kurus dan langsing

 

 

 

 

 

 

 

Dampak dari unrealistic body goals :

1.      Melakukan diet yang berlebihan

2.      Olahraga berlebihan

3.      Eating disorder (cth : anorexia nervosa, bulimia nervosa, dll)

4.      Depresi

 

 

Cara terhindar dari unrealistic body goals :

1.      Mencintai dan lebih bersyukur atas bentuk tubuh dan menerima genetika tubuh yang dimiliki

2.      Mencari informasi mengenai tubuh ideal yang tepat untuk dimiliki

3.      Selalu menyerap kembali isi pesan yang disampaikan orang lain di sosial media

4.      Menyadari bahwa membentuk tubuh itu memerlukan waktu

5.      Menyaring kembali komentar positif dan negative terkait bentuk dan ukuran tubuh

 

Positif body goals hacks :

1.      Be specific (mengetahui tujuan body goals yang diinginkan)

2.      Memiliki tujuan yang relevan dengan tubuh kita

3.      Membuat tujuan yang jelas terkait untuk apa memiliki bentuk tubuh yang kurus dan langsing

4.      Membuat tujuan yang terukur dan diniatkan memiliki bentuk tubuh ideal untuk keperluan kesehatan dan terhindar dari penyakit berbahaya

5.      Tujuan yang dibuat harus dapat dicapai

6.      Tujuan yang dibuat harus memiliki batas waktu yang spesifik

7.      Menilai kemajuan secara teratur

 

 

 

 

 

 

 

Dampak positif memiliki body goals :

1.      Selalu termotivasi untuk mengkonsumsi makanan sehat

2.      Bersemangat untuk melakukan olahraga

3.      Kesehatan menjadi meningkat


 

Ø  Seputar diet yang menjadi salah satu tips untuk mencapai body goals :

Informasi tentang diet dapat dengan mudah diakses menggunakan media sosial. Diet merupakan kegiatan dimana seseorang atau sekelompok orang melakukan rencana makan dengan tujuan kesehatan, menurunkan berat badan dan sebagainya. Terdapat berbagai jenis diet yang dapat ditemukan pada media sosial. Beberapa jenis diet menawarkan hasil yang memuaskan dalam waktu yang singkat, namun belum diketahui dampaknya bagi kesehatan. Jenis diet yang ditawarkan berbentuk obat-obatan, berpuasa, berpantang beberapa jenis makanan, minuman detoksifikasi, dan lain-lain yag dapat memperbanyak air seni atau obat diuretic.

 

Ø  Dampak dari diet yang tidak tepat :

Informasi diet yang dilakukan terkadang tidak sesuai dengan aturan kesehatan, masih didapatkan orang yang hanya menginginkan bagaimana cara menjadi kurus dengan waktu yang singkat tanpa memperhatikan dampaknya bagi kesehatan. Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh perilaku diet tidak sehat yaitu antara lain :

1.      Peningkatan cortisol

2.      Meningkatnya depresi

3.      Berkurangnya performa kognitif otak.

4.      Menyebabkan penyakit seperti defisiensi besi (anemia), karies gigi, diabetes, kanker, hingga osteoporosis.

5.      Meningkatkan resiko terkenanya perilaku makan menyimpang seperti anorexia nervosa atau bulimia nervosa.

 

Ø  Fun fact beberapa orang yang menjalankan diet :

            Kesenjangan antara bentuk tubuh ideal dan bentuk tubuh yang dimiliki dipengaruhi oleh pubertas, dan adipositas yang memicu perempuan untuk melakukan diet untuk bentuk tubuh yang lebih kurus. Dapat disimpulkan bahwa perilaku diet yang dilakukan pada masa remaja baik laki-laki maupun perempuan merupakan pengaruh dari internalisasi penampilan ideal dan juga ketidakpuasan tubuh. Dimana perempuan ingin mendapatkan tubuh yang lebih kurus, sedangkan laki-laki untuk meningkatkan maskulinitas.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Aulia, N., A., Ryan, A., & Sifa, A., S. 2022. Menepis Norma Standar Kecantikan Klasik Dalam Iklan Adidas Edisi Find Your Right Fit. Borobudur Communication Review, 2 (1), 1-13

Denich, A., U., & Ifdil. 2015. Konsep Body Image Remaja Putri. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 3 (2), 55-61

Aristantya, E. K., & Helmi, A. F. (2019). Citra Tubuh Pada Remaja Pengguna Instagram. Gadjah Mada Journal Of Psychology (Gamajop), 5 (2), 114-128.

Nohana, O. C., Kusumawati, A., & Widjanarko, B. Pengaruh Media Sosial Dan Ketidakpuasan Tubuh Pada Perilaku Diet Mahasiswa Di Kota Semarang. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 19 (5), 363-367.

 

Kamis, 17 November 2022

LIFE STYLE “NGOPI” DI MATA GIZI

 


LIFE STYLE “NGOPI” DI MATA GIZI

 

 

 

 

 

 

Kopi adalah salah satu tanaman semak yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan ketinggian 700-1600 mdpl. Pohon kopi dipangkas pendek untuk menghemat energi dan bantuan panen, namun bisa tumbuh lebih dari 30 kaki (9 meter) tingginya. Setiap pohon ditutupi daun hijau dan buah matang bersamaan pada satu pohon. Dibutuhkan hampir setahun untuk ceri matang setelah berbunga pertama, ceri yang dimaksud ialah kopi. Menurut data dari International Coffe Organizationi tahun 2020, trend kopi mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Kopi dikenal dengan kandungan kafein di dalamnya yang termasuk tinggi. kafein merupakan senyawa alkaloid metilxantine (basa purin) yang berwujud kristal berwarna putih dan bersifat psikoaktif. Masyarakat beranggapan bahwa kafein berdampak buruk namun, ternyata kafein memiliki beragam manfaat seperti untuk meningkatkan kewaspadaan, menghilangkan kantuk dan menaikkan mood. Kafein juga membantu kinerja fisik dengan meningkatkan daya tahan tubuh serta meningkatkan kontraksi otot (Latunra, Johannes, Mulihardianti, & Sumule, 2021).

 

Ø  Berikut Jenis Kopi menurut Parietas.

·         Jenis kopi yang terkenal di Indonesia adalah robusta (Coffea Canephora) dan arabika (Coffea Arabic L.).

·         Kopi robusta memiliki proporsi 81% dari total keseluruhan produksi kopi di Indonesia dan kopi arabika 18%.

·         Terdapat juga kopi liberika (Coffea Liberica) yang jumlahnya masih sangat terbatas di Indonesia.

Ø  Pengolahan Kopi

·         Pengolahan buah kopi identic dengan pemisahan kulit merah dengan biji kopi.

·         Biji kopi yang sudah dipisahkan dari kulit kemudian dikeringkan.

·         Biji kopi yang sudah kering kemudian disangrai dan siap dijadikan bubuk kopi, serta diseduh sesuai teknik penyajiannya.

Ø  Kandungan Kopi

·         Kafein adalah komponen uttama kopi, adanya kafein inilah alasan utama mengapa kopi diminum.

·         Selain kafein, di dalam kopi juga terdapat komponen bioaktif yang berperan sebagai antioksidan, seperti asam klorogenat.

·         Kandungan zat gizi makro di dalam kopi tidak banyak.

·         Karbohidrat total yang dilaporkan pada kopi kemasan (sachet atau minuman kaleng) didapatkan dari gula yang ditambahkan.

Ø  Fakta Kopi dan Kafein

      Kafein terdapat banyak pada kopi dan teh.

      Kafein merupakan neurostimulan yang menghilangkan kantuk dan meningkatkan kewaspadaan.

      Kafein pada kopi diserap oleh sistem pencernaan dan mulai memberi efek stimulan sekitar 15-30 menit dan bervariasi antar individu.

      Efek kafein bertahan di dalam tubuh juga berbeda antar individu, tergantung usia, berat badan, dan kondisi fisiologis seseorang.

      Beberapa studi memberikan laporan terkait efek kafein terhadap kesehatan.

      Asam klorogenat dalam kopi mampu berperan sebagai antioksidan

      Konsumsi kopi sekitar 2-4 cangkir per hari mampu memperbaiki sensitifitas insulin.

      Kafein meningkatkan utilisasi lemak menjadi energi, sehingga beberapa memanfaatkan untuk kepentingan diet dan olahraga.

      Kafein juga dilaporkan meningkatkan laju metabolisme energi.

      Konsumsi dosis besar kafein dari kopi (sekitar 600 mg atau 8 cangkir kopi sehari) dapat memberi dampak pada sakit kepala hingga diare.

      Dosis yang sangat besar (10 gram atau 100 cangkir kopi) dapat meningkatkan gula darah dan keasaman urin.

      Orang dengan masalah insomnia disarankan tidak mengonsumsi dalam jumlah besar, cukup sekali sehari.

      Efek negatif serius kafein dari kopi dilaporkan hanya jika konsumsi lebih dari 600 mg per hari atau 8 cangkir kopi.

      Ada laporan bahwa jika konsumsi kopi lebih dari 3 cangkir sehari pada anak dapat meningkatkan masalah insomnia.

      Studi pada wanita hamil juga menunjukkan bahwa konsumsi kopi lebih dari 3 cangkir per hari dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, tetapi aman jika 1-2 cangkir per hari.

 

Ø  Rekomendasi Ngopi

 

 

 

 

 

      Konsumsi kopi tidak dalam keadaan lambung kosong, karena kafein pada kopi dapat meningkatkan sintesis asam lambung.

      Konsumsi kopi tidak bersama gula, atau sedikit gula, karena asupan gula berlebih dapat memicu masalah obesitas dan diabetes.

      Penggunaan pemanis artifisial non kalori, seperti sukralosa atau aspartam tidak direkomendasikan terus menerus karena hasil studi jangka panjangnya belum konsisten.

      Dosis asupan kafein aman untuk populasi anak dan dewasa sehat sekitar 3 mg/kg berat badan atau sekitar 2-3 cangkir per hari.

 

Ø  Kafein dari Beberapa Jenis Kopi

1.      Kopi Saring (drip) ukuran cangkir/gelas kecil (237 ml) jumlah kafein 115-175 mg.

2.      Kopi Seduh (brewed) ukuran 1 cangkir/gelas kecil (237 ml) jumlah kafein 80-135 mg.

3.      Kopi espresso ukuran ¼ cangkir (60 ml) jumlah kafein 100 mg.

4.      Kopi Instant ukuran 1 cangkir/gelas kecil (237 ml) jumlah kafein 65-100 mg.

5.      Kopi dekafeinasi ukuran 1 cangkir/gelas kecil (237 ml) jumlah kafein 2-4 mg.

6.      Teh Ukuran 1 cangkir/gelas kecil (237 ml) jumlah kafein 30-60 mg.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abduh, M Y. 2018. Biorefinery Kopi. Pusat penelitian biosains dan Teknologi ITB.

Ahsan F, Bashir S. 2019. Coffee Consumption: Health Perspectives and Drawbacks. Journal of Nutrition Obesity, 2 (1).

Nasution, BB. 2018. Warta ekspor, Speciality Kopi Indonesia. Jakarta: Kementrian perdagangan dan perindustrian.

Rodak K, et al. 2021. Caffeine as a Factor Influencing the Functioning of the Human Body—Friend or Foe? Nutrients, 13.

Badan Pusat Statistik. 2020. Statistik Kopi di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Vandam R, et al. 2020. Coffee, Caffeine, and Health. The New England Journal of Medicine.

 

Latunra, A., Johannes, E., Mulihardianti, B., & Sumule, O. (2021). Analisis Kandungan Kafein Kopi (Coffea arabica) Pada Tingkat Kematangan Berbeda Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan , Vol. No.12 (1), Hal. 45 - 50.