Selasa, 14 April 2020

Lawan Covid-19 dengan Meningkatkan Sistem Imunitas

Gizi Tepat Agar Imunitas Meningkat


            Secara umum diterima bahwa gizi merupakan salah satu determinan penting respons imunitas. Penelitian epidemiologis dan klinis menunjukkan bahwa kekurangan gizi menghambat respons imunitas dan meningkatkan risiko penyakit infeksi. Sanitasi dan higiene perorangan yang buruk, kepadatan penduduk yang tinggi, kontaminasi pangan dan air, dan pengetahuan gizi yang tidak memadai berkontribusi terhadap kerentanan terkena penyakit infeksi. Berbagai penelitian yang dilakukan selama kurun waktu 35 tahun yang lalu membuktikan bahwa gangguan imunitas adalah suatu faktor antara (intermediate factor) kaitan gizi dengan penyakit infeksi (Chandra, 1997).

Apa sih imunitas itu?
            Imunitas yaitu pertahanan pada organisme untuk melindungi tubuh dari pengaruh biologis luar dengan mengenali dan membunuh patogen. Patogen adalah mikroorganisme yang menyebabkan suatu penyakit pada umumnya dipergunakan untuk organisme (bakteri atau virus) dan produk biologisnya (misalnya toksin), seperti saat ini virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Corona disease-2019 (Covid-19) serta virus influenza yang menyebabkan flu. Sedangkan sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah sel-sel dan banyak struktur biologis lainnya dalam tubuh manusia yang bertanggung jawab atas imunitas, untuk itu dibutuhkan respon imun yang merupakan reaksi yang terjadi dalam suatu organisme untuk tujuan bertahan melawan patogen. Imunitas tubuh kita diibaratkan tentara, sedangkan di dalam tubuh kita adalah ajudan-ajudannya yang dimana bisa menjaga sel-sel tubuh kita bila ada patogen atau sel-sel merugikan seperti virus dan bakteri. Namun jika tentara kita lengah maka sel-sel itu mudah masuk ke dalam tubuh kita.


Apa saja gizi yang tepat agar imunitas kita meningkat?
            Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sistem imun, yaitu asupan makanan bergizi, status gizi, stres, faktor usia, gaya hidup, dan genetik. Jika kurangnya asupan makanan yang bergizi pada tubuh maka akan menghambat respon imunitas dan meningkatkan resiko penyakit. Apalagi pada saat pandemik virus Covid-19 yang membutuhkan imunitas yang tinggi.
Berikut ini zat gizi yang tepat untuk meningkatkan imunitas :

Protein
Protein berfungsi untuk meningkatkan antibodi, berfungsi dalam pembentukan enzim dan hormon, membangun dan memelihara jaringan tubuh. Untuk tubuh manusia sehat hanya memerlukan 15% protein dari kebutuhan energi total harian. Ada beberapa contoh sumber protein:

1. Sumber Protein Hewani


2. Sumber Protein Nabati


Vitamin A
Vitamin A sangat berperan dalam meningkatkan imunitas karena memiliki banyak fungsi, yaitu berperan dalam pemeliharaan sel epitel yang berfungsi pada imunitas non spesifik, meningkatkan respon antibodi, memicu reaksi respon imun saat ditemukan patogen dalam tubuh, dan berfungsi melawan oksidasi. Menurut Angka Kecukupan Gizi Indonesia 2019, kebutuhan vitamin A pada laki-laki 650 RE sedangkan perempuan 600 RE untuk kelompok usia dewasa. Contoh makanan sumber vitamin A yaitu wortel dan pepaya. Jika tubuh kekurangan vitamin A maka sistem kekebalan tubuh akan menurun sehingga mudah terinfeksi.


Vitamin C
Vitamin C berperan sebagai antioksidan tubuh dan dapat meningkatkan sistem imun innate dan adaptif. Kebutuhan vitamin C menurut Angka Kebutuhan Gizi Indonesia 2019 untuk kelompok orang dewasa laki-laki seberat 90 mg sedangkan perempuan 75 mg. Contoh makanan mengandung vitamin c yaitu daun singkong, jeruk, dan jambu biji.

Vitamin E
Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan dan menjaga integritas membran sel yang mempengaruhi fungsi imunitas. Kebutuhan vitamin C harian orang dewasa laki-laki dan perempun sama seberat 15 mg menurut Angka Kebutuhan Gizi Indonesia 2019.  Contoh makanan mengandung vitamin E  terdapat pada kacang-kacangan dan alpukat.

Zink/seng
Zink/seng membantu meningkatkan pertahanan non spesifik dan meningkatkan fungsi sel T dan sel B. Menurut Angka Kecukupan Gizi Indonesia 2019 kebutuhan zink pada laki-laki dewasa seberat 11 mg dan perempuan dewasa seberat 8 mg. Contoh sumber zink yaitu tiram dan daging sapi.

Selenium
Selenium bekerjasama dengan vitamin E untuk berperan sebagai antioksidan dan menjaga kualitas membran sel pada imun tubuh. Contoh makanan yang mengandung selenium yaitu jamur, hati, dan seafood.


            Dengan tingginya antioksidan pada tubuh kita maka radikal bebas akan banyak ditangkal. Hal ini membuat sel tubuh kita sehat termasuk sel-sel imun dengan demikian akan meningkatkan sistem imunitas tubuh.
            Lalu bagaimana dengan penggunaan suplemen? Pada kondisi saat ini dimana sedang terdapat wabah virus maka kita perlu meningkatkan kebutuhan akan zat-zat gizi supaya imunitas tubuh juga meningkat. Namun diutamakan untuk mencukupi kebutuhan gizi dipenuhi dari makanan. Jika dirasa kurang, baru menggunakan suplemen yang tepat sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing zat gizi pada tubuh. Penggunaanya pun hanya 2-3 kali dalam seminggu tidak boleh setiap hari. Namun juga dengan syarat mengonsumsi berbagai jenis makanan sehingga dapat menunjang imunitas.


            Karena imunitas sangat penting untuk melawan virus, gimana sih pelayanan gizi yang tepat bagi pasien Covid-19? Covid-19 merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus sehingga membutuhkan dukungan fingsi internal yang baik untuk proses pemulihannya. Nutrisi berperan dalam mendorong respon imunitas alamiah, sehingga penting untuk memastikan pasien agar menerima asupan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Dibawah ini adalah pemilihan sumber nutrisi bagi pasien covid-19 :
  1. Formula enteral isosmotik berprotein tinggi (>20%) sebaiknya digunakan pada fase akut awal.
  2. Tingkatkan asupan protein dengan nilai bioavaibilitas tinggi (HBV & BCAA). HBV dapat dari protein whey & protein hewani (50% dari kebutuhan protein): mencegah muscle wasting, peningkatan kekuatan otot pernapasan, meningkatkan kemampuan batuk, dan pengenceran dahak.
  3. Meningkatkan asupan BCAA hingga 35%, bermanfaat dalam mencegah pemecahan otot, memperbaiki resistensi insuli, dan efikasi terapi interferon.
  4. Lemak 25-30% asupan kalori. Jenis Lemak bagi yang mampu asupan oral yaitu dengan meningkatkan asupan ALE dari minyak nabati, terutama MUFA; serta meningkatkan asupan omega 3 dan omega 9 yang dapat menurunkan risiko infeksi & LOS, memperbaiki fungsi endotel dan liver.
  5. Ketika status pasien membaik dan kebutuhan vasopressor berkurang, penambahan serat harus dipertimbangkan.
  6. Jika ada disfungsi GI, dapat dicoba formula bebas serat segera setelah disfungsi GI membaik, serat sebaiknya diberikan untuk menjaga kesehatan mikrobiota usus.
  7. Omega-3 bermanfaat dalam modulasi sistem imun dan efek eleminasi virus.
  8. Formula polimer standar, cocok untuk pasien dengan COVID-19 tanpa penyakit komorbid (DM, PGK, hati kronik).
  9. Kebutuhan protein dan energi pada pasien COVID-19 kondisi kritis lebih tinggi sehingga tidak cukup dengan formula standar.
  10. Untuk pasien dengan komorbid, formula enteral disesuaikan dengan faktor komorbid.
            Untuk pasien yang sedang diet maka menggunakan diet rendah karbohidrat, tinggi protein, dan tinggi lemak MCT, mengapa rendah karbo karena untuk penyakit saluran nafas biasanya timbul sesak, supaya tidak memperparah sesak nafas diberikan rendah karbo, karena metabolisme karbohidrat dapat menimbulkan sisa berupa CO2 yang menambah beban saluran napas, jadi harus direndahkan karbohidratnya.

Daftar Pustaka

Anggraini, Dian Isti, Putu Ristyaning Ayu. 2014. The Relationship Between Nutrional Status And Immunontrition Intake With Immunity. Jurnal Juke. Vol. 4, No. 8.

Arthur J.R., Mc Kenzie R.C., and Beckett G.J. 2003. Selenium In The Immune System. J. Nutr. 133: 1457S-1459S.

Fatmah. 2006. Respon Imunitas yang Rendah Pada Tubuh Manusia Usia Lanjut. Jurnal Makara Kesehatan. Vol.10, No.1.

Lesourd B.M. 1997. Nutrition and immunity in elderly: modification of immune responses with nutritional treatments. J. Clin Nutr. 66: 478S-484S.

Siagian, Albiner. Gizi, Imunitas, dan Penyakit Infeksi. Universitas Sumatra Utara. Vol. 188-194.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar