Jumat, 02 Juli 2021

Cara Pembacaan Label Informasi Nilai Gizi pada Kemasan Makanan & Minuman

 


Label makanan merupakan hal penting yang perlu dicantumkan dalam kemasan suatu produk, hal ini tersebut karena melalui label pada kemasan makanan dan minuman, konsumen dapat memutuskan kesesuaian suatu produk yang akan dikonsumsi untuk kesehatannya.

Label pangan kemasan berisi sekurang-kurangnya tujuh informasi, yaitu nama produk, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat pihak yg memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia, komposisi atau daftar bahan, keterangan kadaluarsa, nomor pendaftaran, tanggal dan atau kode produksi. Dengan demikian, membaca label dapat membantu konsumen dalam memilih pangan yang aman dan sesuai dengan kebutuhannya. Namun, sebenarnya konsumen dapat membatasi pangan tersebut dan memilih pangan yang sesuai dengan kebutuhannya, jika cermat mengenalinya melalui label pada kemasan pangan.

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 67/-DAG/PER/11/2013, label adalah deskripsi setiap gambar, tulisan, kombinasi dari dua atau bentuk informasi lain yang berkaitan dengan produk, yang memuat produk yang bersangkutan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini.  Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa semua makanan kemasan harus memiliki label, yang berisi informasi tentang isi, jenis dan jumlah, umur simpan, dan kandungan gizi bahan, dinyatakan dalam jumlah dan dinyatakan sebagai persentase dari tingkat kecukupan gizi yang direkomendasikan untuk setiap porsi, dan informasi penting lainnya (seperti sifat kehalalan produk) agar konsumen dapat memahami kandungan gizi dan kelayakan makanan kemasan.

Pencantuman informasi nilai gizi pada produk pangan diharapkan dapat membantu konsumen dalam mengatur asupan gizi mereka. Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji. Peraturan tersebut diharapkan dapat mengurangi risiko PTM di Indonesia.

Informasi nilai gizi merupakan bagian dari label pangan. Ketika informasi yang ada tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik, maka pengaturan pola makan juga tidak dapat dilakukan dengan baik dan dapat berimbas pada kondisi kesehatan.

Nilai gizi pada makanan kemasan bertujuan untuk memberikan informasi terkait zat gizi yang terkandung dalam makanan tersebut. Informasi ini dapat membantu dalam menjaga berat badan dan memilih makanan dengan bijak. Pada label nilai gizi juga dicantumkan informasi tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG), yaitu rata-rata angka kecukupan gizi harian semua orang menurut kelompok umur, jenis kelamin, tipe tubuh, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis khusus yang ingin dicapai. kesehatan yang optimal.

Rendahnya kebiasaan membaca label makanan membuat konsumen memilih makanan yang tidak sehat sehingga menurunkan derajat kesehatannya. Konsumen yang tidak membaca label makanan mengonsumsi kadar lemak, kolesterol, dan gula yang lebih tinggi daripada konsumen yang membacanya. Kepatuhan membaca label informasi dan gizi rendah disebabkan oleh terhambatnya upaya pencarian informasi. Salah satu kendala adalah kurangnya minat terhadap informasi, yang mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang label. Informasi tentang nutrisi dan label bahan lebih luas dan kompleks. Selain itu, terminologi yang digunakan sulit dan asing bagi masyarakat. Banyak konsumen yang tidak yakin Informasi nutrisi penting. Beberapa konsumen tidak yakin bahwa asupan nutrisi seperti gula, garam dan lemak akan berdampak pada kesehatan, sementara ada konsumen yang tidak mengetahui istilah dalam label nutrisi seperti natrium, sodium, dsb. Rendahnya kebiasaan membaca label pangan membuat konsumen memilih makanan yang tidak sehat sehingga menurunkan kondisi kesehatan. Mereka yang tidak membaca label pangan mengonsumsi lebih tinggi lemak kolesterol, dan gula dibandingkan dengan yang membaca label.

Ketika nutrisi dalam produk yang dikonsumsi diketahui dengan jelas, diet sehat dapat dirumuskan. Informasi gizi dalam makanan olahan dapat dilihat pada label makanan, terutama pada panel informasi nilai gizi. Namun bila informasi yang ada tidak digunakan dengan benar, penyesuaian pola makan tidak dapat diselesaikan dengan benar, dan dapat berdampak pada kondisi kesehatan.

Yuk kita bahas bagaimana cara memahami informasi nilai gizi pada kemasan suatu produk makanan dan minuman, sebagai berikut:

1.    1.   Sajian per kemasan

Hal pertama yang perlu diperhatikan yaitu sajian per kemasan pada suatu produk. Seperti pada kemasan tertera satu bungkus, satu botol, atau satu kemasan produk bisa terbagi atas satu atau beberapa sajian. Misalnya, dalam kemasan menemukan tulisan, “5 sajian per kemasan”. informasi nilai gizi ini memiliki arti bahwa makanan tersebut bisa dinikmati dalam 5 takaran saji (5 kali konsumsi).

Nah, perlu untuk diingat bahwa tabel informasi nilai gizi suatu makanan biasanya menyajikan data untuk satu sajian – bukan untuk satu kemasan. Jika di label tertulis, “5 sajian per kemasan”, maka harus mengalikan kalori dan masing-masing kadar nutrisi dengan angka 5 sesuai dengan yang tercantum dalam kemasan tersebut.

2.      2. Kalori

Untuk mendapatkan informasi terkait kalori dari makanan olahan suatu produk, maka harus merujuk pada sajian per kemasan. Jika satu produk memiliki 5 sajian per kemasan, lalu tercantum pada informasi nilai gizi bahwa satu sajian menyumbang 200 kalori, maka konsumen akan mengonsumsi 1000 kalori jika menghabiskan satu makanan kemasan tersebut (200 kalori x 5 sajian).

3.      3. Nutrisi yang perlu untuk dibatasi

Beberapa kandungan yang perlu dibatasi yaitu natrium (sodium), lemak jenuh (saturated fat), lemak trans (trans fat), dan gula tambahan (added sugar). Kalikan kadar masing-masing nutrisi dengan sajian per kemasan dan konsumen akan mendapatkan angka yang sebenarnya.

4.      4. Nutrisi yang penting bagi tubuh

Makanan kemasan juga menawarkan nutrisi yang krusial bagi tubuh. Beberapa nutrisi penting yang bisa konsumen perhatikan kadarnya dalam suatu produk, yaitu:

a.       Serat pangan (dietary fiber), penting untuk kesehatan sistem pencernaan

b.      Kalsium (calcium), krusial demi menjaga tulang tetap sehat dan kuat

c.       Kalium (potassium), penting untuk pengendalian tekanan darah

d.      Vitamin D, juga penting untuk kesehatan tulang

e.       Zat besi (iron), menjadi nutrisi yang vital dalam produksi hemoglobin (protein dalam sel darah merah), dll.

Untuk membandingkan produk yang mengandung tinggi kadar nutrisi penting di atas, konsumen juga harus mengalikannya dengan jumlah sajian per kemasan.

5.      5. Angka Lecukupan Gizi (AKG) harian

Persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian merupakan informasi rekomendasi kebutuhan tiap-tiap nutrisi dalam satu hari. AKG tersebut disajikan dalam satuan berat (gram, miligram, mikrogram) serta dalam bentuk persentase.

Nutrisi dengan persentase AKG-nya sekitar 6% atau kurang per sajian digolongkan sebagai persentase yang rendah. Sementara itu, persentase AKG di atas 20% per sajian digolongkan sebagai persentase yang tinggi.

6.     6.  Perhatikan  gula pada produk kemasan

Pengkonsumsian gula yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2 hingga obesitas. Banyak produk olahan yang mengandung tinggi gula yang diberikan pada suatu produk olahan. Adapun macam – macam gula yang sering digunakan pada produk olahan yaitu: fruktosa, maltosa, maltol etil, maltodextrin, glukosa, malt bubuk, dekstran, sirup mapel, dll.

7.     7.  Melakukan perbandingan suatu produk dengan produk lainnya

Setelah memahami poin-poin terkait informasi nilai gizi dan label makanan di atas, konsumen dapat membandingkan satu produk dengan produk lain. Gunakan indikator informasi nilai gizi di atas demi mendapatkan produk yang sekiranya ‘lebih sehat’, termasuk dari kalori, kadar nutrisi baik, dan kadar nutrisi yang perlu dibatasi seperti natrium, lemak jenuh, lemak trans, dan gula.


Daftar Pustaka:

Fitri, Nurul, dkk. 2020. Pengetahuan dan Kebiasaan Membaca Label Informasi Nilai Gizi pada Makanan Kemasan Tidak Berhubungan dengan Status Gizi pada Mahasiswa Asrama Kutai Kartanegara di Yogyakarta. Gizido. Volume. 12, No. 1.

Maulida, Arina Zulfa. 2019. Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Membaca Label Pangan pada Mahasiswa Gizi UIN Walisongo Semarang. Skripsi. UIN Walisongo. Semarang.

Ningrum, Ariana Kusuma. 2015. Pengetahuan Label Kemasan Pangan. Malang: Penerbit Gunung Samudera.

Prawira, I Kadek Putra, dkk. 2016. Korelasi Informasi Nilai Gizi terhadap Keputusan Pembelian Biskuit dan Kukis oleh Konsumen Jakarta dan Sekitarnya. Jurnal Mutu Pangan, Vol. 3(2): 138-144.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar