Rabu, 24 November 2021

Nutrition Confusion : Benarkah Produk Obat Pelangsing Efektif Menurunkan Berat Badan?

 

Beberapa negara di dunia pada dasarnya memiliki standar atau kriteria kecantikannya masing-masing, contohnya seperti wanita yang hidup di Jepang terlihat cantik ketika memiliki rambut yang hitam dan panjang, kemudian di wanita di Thailand terlihat cantik apabila memiliki leher yang panjang. Sedangkan di negara kita sendiri yaitu Indonesia seorang wanita akan dipandang cantik apabila memiliki tubuh yang langsing atau ramping. Persepsi yang ada di masyarakat bahwa harus memiliki tubuh yang ramping memanglah bukan suatu hal yang aneh ketika didengar. Mindset atau pola pikir yang dimiliki masyarakat adalah cantik itu harus memiliki tubuh yang ramping dan kurus. Hal ini memicu sebagian besar orang yang beranggapan bahwa tubuhnya yang belum ideal dan ramping untuk merubah penampilannya. Segala cara ditempuh dan dilakukan untuk memiliki postur tubuh dan fisik yang ramping. Karena penampilan merupakan sesuatu yang kerap menjadi perhatian bagi sebagian besar orang. Sayangnya untuk memiliki tubuh yang ramping beberapa orang cenderung untuk memilih cara yang instan seperti mengonsumsi obat pelangsing.

Obat pelangsing cenderung dipilih sebagai alternatif untuk mendapatkan tubuh yang ramping. Hal ini karena obat pelangsing adalah cara yang instan dan cenderung cepat untuk mendapatkan tubuh yang langsing juga ramping.

Jenis obat pelangsing yang beredar di pasaran ada dua jenis, yaitu :

1. Obat pelangsing tradisional (herbal/ natural)

2. Obat pelangsing modern (bahan kimia)


Bagaimana Sifat dan Cara Kerja Obat Pelangsing?

1. Penekan Nafsu Makan

Beberapa obat pelangsing memiliki cara kerja dengan menekan pusat lapar di otak dan mengaktifkan pusat kenyang. Hal inilah yang menyebabkan seseorang yang mengonsumsi obat pelangsing tidak nafsu makan. Asupan makan yang cenderung kurang dari biasanya akan menimbulkan efek penurunan berat badan.

2. Mempercepat Absorpsi Lemak

Obat pelansing yang dikonsumsi dapat menghambat aktivitas lipase hingga sebesar 30% lemak tidak dapat diserap oleh tubuh tetapi langsung dikeluarkan bersama feses.

3. Diuretik

Obat pelangsing yang bersifat diuretik adalah jenis obat pelagsing yang akan menimbulkan peminumnya memiliki keinginan untuk sering buang air kecil. Hal ini akan membuat berat badan turun tapi dalam tubuhnya akan mengalami kekurangan cairan karena apabila terlalu sering buang air kecil akan menyebabkan cairan tubuh yang keluar secara berlebih. Apabila dikonsumsi secara jangka panjang dapat menimbulkan gangguan ginjal.

4. Laksatif

Setipe dengan obat pelangsng yang bersifat diuretik yang memberikan efek sering buang air kecil, obat pelangsing yang bersifat laksatif akan menimbulkan keinginan untuk buang air besar bagi yang mengonsumsinya. Keinginan untuk buang air besar secara terus-menerus inilah yang akan memberikan efek terhadap penurunan berat badan.

 

Dampak Negatif Jangka Panjang dari Penggunaan Obat Pelangsing

1. Gangguan emosi

2. Hiperaktivitas

3. Sulit tidur

4. Perut kembung atau perih

5. Keletihan terus menerus

6. Mual dan muntah

7. Tubuh gemetar

8. Mengganggu kesuburan

9. Menganggu sirkulasi menstruasi

10. Gangguan ginjal dan otak

Lalu Sebenarnya Lifestyle Seperti Apa yang Diperlukan untuk Menjaga Body Shape atau Bentuk Tubuh?

·           Cek IMT

Pengecekan IMT diperlukan guna mengetahui status gizi seseorang. Apakah termasuk gizi kurang, normal, atau bahkan mengalami gizi lebih yang biasa disebut dengan obesitas. Jika kita termasuk ke dalam kategori IMT yang normal, maka hal ini perlu dipertahankan. Karena jika dalam keadaan IMT yang normal berarti kita tidak berada pada status gizi yang kurang atau lebih (obesitas). Kondisi seseorang yang mengalami obesitas dapat memicu keinginan atau obsesi untuk menurunkan berat badan. Hal yang dikhawatirkan adalah menurunkan berat badan dengan cara yang instan seperti mengonsumsi obat pelangisng yang dapat menimbulkan banyak dampak negatif bagi tubuh. penurunan berat badan bagi seseorang yang mengalami overweight atau obesitas dapat dilakukan dengan diet pengurangan kalori secara bertahap hingga mencapai IMT normal.

·           Diet Gizi Seimbang

Apabila ingin menurunkan berat badan tanpa menimbulkan dampak negatif, diet dengan gizi seimbang adalah cara yang tepat untuk dilakukan. Pengaturan porsi dan asupan makan yang dikonsumsi sangat penting untuk diperhatikan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Untuk dapat mengetahui porsi makan dan asupan makan yang tepat dapat menggunakan acuan tumpeng gizi seimbang yang di dalamnya juga memuat empat pilar gizi seimbang.



Empat Pilar Gizi Seimbang:

1. Mengonsumsi beraneka ragam jenis makanan

2. Perilaku atau pola hidup bersih

3. Melakukan aktivitas fisik atau menerapkan pola hidup aktif dan olahraga

4. Mempertahankan dan memantau berat badan (BB)

·           Aktivitas Fisik Teratur

Aktivitas fisik sangat penting untuk dilakukan. Hal ini diperlukan untuk menjaga kondisi tubuh agar asupan yang masuk ke dalam tubuh sesuai dengan energi yang dikeluarkan. Keseimbangan energi sangat berpengaruh bagi tubuh untuk mencegah terhadap terjadinya obesitas. Aktivitas fisik yang dilakukan dapat dimulai dari aktivitas yang ringan hingga sedang secara teratur.

            Penggunaan obat pelangsing untuk menurunkan berat badan bukanlah suatu pilihan yang tepat. Karena disamping banyaknya efek samping dan dampak negatif yang akan ditimbulkan, obat pelangsing yang beredar di pasaran tidak semuanya aman untuk dikonsumsi janngka panjang. Ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mendapat tubuh yang ideal, seperti menjaga porsi dan asupan makan, diet dengan gizi seimbang, dan melakukan aktivitas fisik yang teratur. Tentunya beberapa cara ini lebih aman untuk dilakukan karena tikdak menimbulkan efek samping dan berbagai dampak negatif. Sebaliknya, kita justru akan mendapatkan bentuk tubuh yang ideal dan tetap dalam kondisi yang sehat.

 

REFERENSI

 

Ajeng Anastasia Kinanti. (2017). Nekat Minum Pil Diet Demi Kurus, Ini Dampaknya Bagi Tubuh. Diakses melalui health.detik.com pada tanggal 22 Nov 2021.

Almatsier Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Lestari Handayani, Suharmiati, Didik Budijanto. (2002). Studi Tentang Jamu Pelangsing dan Beberapi Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Berat Badan. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 5 (2): 139-147

Pritasari, dkk. 2017. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Wina Farafinsah. (2016). Pola Konsumsi Obat Pelangsing di Kalangan Mahasiswi Fisip Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal Universitas Airlangga Fakultas  Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diakses pada tanggal 22 November 2021.


11 komentar:

  1. trs ka kalau udah terlanjur konsumsi gimana yaa

    BalasHapus
  2. Untuk yang amannya berarti seperti apa yak kak?

    BalasHapus
  3. kalo berat badan tidak bertambah tuh ada yang salah dari makanan kita atau bagaimana ya ka

    BalasHapus
  4. Emang ya apa apa yg instan itu gak baik

    BalasHapus
  5. Sangat bermanfaat, izin share kak

    BalasHapus
  6. Wah rupanya dapat memberi dampak negatif juga yaa ka

    BalasHapus
  7. Kalau begitu lebih baik kita tidak menggunakan obat pelangsing ya kak.. lebih baik memperbaiki asupan dan pola makan

    BalasHapus
  8. Informatif sekali beritanya kak, izin share yaa

    BalasHapus