Masalah gizi di Indonesia meliputi kelebihan gizi dan kekurangan
gizi. Masalah Kelebihan gizi ini menyebabkan berbagai macam risiko penyakit
kronis seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes mellitus dan
sebagainya. Kekurangan gizi ini juga akan menyebabkan seseorang terkena
stunting dan kurus ketika anak kekurangan zat gizi kronis. Stunting ini masih
menjadi masalah yang tinggi di Indonesia, masyarakat masih banyak yang
beranggapan bahwa anak yang pendek itu normal.
Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa balita
yang mengalami stunting pada tahun 2007 ini sekitar (39,4%), pada tahun 2013
turun menjadi (37,2%), pada tahun 2018 yaitu (30,8%), dan terjadi penurunan
kembali pada tahun 2019 menjadi (27,7%). Namun angka tersebut belum mencapai
standar WHO yaitu 20%. Dan dari data World Bank tahun 2020 menunjukkan,
prevalensi stunting di Indonesia ini berada pada urutan ke 115 dari 151 negara
di dunia. Menurut data WHO tahun 2005-2017 Indonesia menempati urutan ke 3
prevalensi stunting di Asia Tenggara sebesar 36,4%.
Permasalahan-permasalahan gizi ini akan berdampak serius terhadap
Sumber Daya Manusia (SDM). Mereka akan mengalami hambatan kognitif dan kegagalan
Pendidikan. Maka dari itu untuk melahirkan anak Indoensia yang sehat dan
cerdas, pemerintah mengeluarkan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau
yang bisa dikenal juga dengan Golden Periode (Periode Emas). Maksud dari
Periode Emas ini yaitu karena masa-masa ini merupakan masa yang paling kritis
untuk memperbaiki pertumbuhan fisik dan kognitif anak. Faktor rentan ini
terjadi pada ibu hamil dan ibu menyusui, ketika si ibu mendapatkan asupan gizi
dan status kesehatan yang baik maka bayi juga akan lahir dalam keadaan baik,
begitupun sebaliknya ketika Ibu mendapatkan asupan zat gizi dan status
kesehatan yang tidak baik maka bayi akan berisiko terkena stunting dan Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR).
Maka dari itu pencegahan stunting perlu kita ketahui agar tidak
menimbulkan masalah kesehatan dan juga pertumbuhan anak di masa yang akan
datang.
Apa itu 1000 HPK?
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah fase terpenting dalam
pertumbuhan anak. Otak anak berkembang sangat pesat, sistem metabolisme dan
kekebalan tubuh mulai dibentuk. Otak mengalami over-prodksi neural connections
(synaps) secara massif (blooming) pada periode dini kehidupannya. Otak bayi yang
lahir aterm mempunyai synaps yang lebih banyak dibandingkan dewasa.
1000 hari pertama ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase sebelum
melahirkan dan sesudah melahirkan. Fase ini dimulai dari saat pembuahan sampai
anak berusia 2 tahun atau 270 hari masa kehamilan ditambah (+) 730 hari setelah
kelahiran sampai usia 2 tahun. Pada masa-masa ini tumbuh kembang anak harus
terpantau, karena ketika tidak terpantau akan menyebabkan permasalahan pada
tumbuh kembang anak. Berbagai perkiraan mekanisme hubungan antara status gizi
pada awal kehidupan dengan risiko terjadinya penyakit kronis telah berkembang,
salah satunya adalah Hipotesis Barker atau Fetal Programming Hypothesis, yang
intinya adalah pentingnya perkembangan manusia sejak awal usianya sampai dengan
2 tahun pertama kehidupannya dalam menentukan kualitas hidup selanjutnya.
Bagaimana pertumbuhan yang optimal?
Pada usia 2 tahun pertama bayi mengalami pertumbuhan yang pesta.
Pertumbuhan fisisk mencakup kenaikan berat badan, tinggi badan, dan lingkar
kepala. Ketika kurang optimalnya asupan gizi dan ada penyakit infeksi pada usia
ini mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan yang akan berakibat pada kondisi
wasting dan atau stunting
Beberapa penyebab stunting adalah kurangnya asupan zat gizi yang
diserap oleh tubuh sejak dalam kandungan sampai dengan setelah lahir, minimnya
akses pelayanan kesehatan, akses air bersih dan sanitasi. Stunting juga dapat
disebabkan oleh status gizi ibu riwayat saat hamil, riwayat panjang badan lahir
pendek, riwayat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), riwayat ASI, riwayat MP-ASI,
tinggi badan ibu, jumlah keluarga, status ekonomi, tingkat Pendidikan dan
pekerjaan orangtua serta tidak lepas dari pola asuh (Kusuma, 2013: Nurkomala,
2017). Jadi penyebab stunting bukan hanya dikarenakan pola konsumi gizi
seimbang ibu dan anak tetapi faktor lingkunyan dan eksternal lainnya juga dapat
memicu penyebab stunting
Stunting ini menimbulkan 2 dampak, yaitu jangka panjang dan jangka
pendek. Dampak stunting jangka pendek, yaitu kecerdasan berkurang, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme tubuh. Dan dampak negatif jangka
panjang, yaitu saat dewasa akan berisiko timbulnya penyakit diabetes, obesitas,
stroke dan jantung. Gangguan perkembangan dan pertumbuhan bisa terjadi
permanen, yang bisa dilakukan hanya fisioterapi.
Dampak kurang optimalnya pada masa ini!
Dampak yang ditimbulkan malnutrition pada periode ini bersifat
permanen (irreversible) dan berjangka panjang. Tidak hanya untuk keadaan
kekurangan gizi, tetapi mencakup semua rentang lingkungan, termasuk lingkungan
dengan keadaan gizi yang berlebihan (excessive) yang berhubungan dengan
obesitas maternal atau diabetes gestasional. Keadaan ini bisa menggiring pada
siklus penyakit yang bersifat multi-generasi. Hipotesis Barker menyatakan bahwa
berkurangnya pertumbuhan fetus berhubungan kuat dengan terjadinya beberapa
penyakit degeneratif kronis di usia dewasa (seperti jantung, Diabetes Mellitus,
Hipertensi, infeksi paru)
Apa yang bisa dilakukan?
1.
Memenuhi
kebutuhan gizi saat hamil
Memenuhi
kebutuhan gizi saat hamil ini harus mengkonsumi makanan yang seimbang, seperti
mengkonsumsi sumber protein yaitu ikan, daging, telur, hati dan tempe. Serta
mengkonsumsi juga sayur-sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, karena kaya
akan asam folat
2.
Tidak lupa
memeriksakan kehamilan.
Pemeriksaan
kehamilan ke bidan maupun dokter ini minimal dilakukan 4 kali selama hamil.
3.
Berikan ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama.
Pemberian
ASI ini berpotensi mengurangi kejadian stunting. Karena ASI ini kaya akan
protein yang dapat membantu penyusunan sel-sel otak. Kandungan dan khasiat ASI
ini tidak bisa tergantikan oleh susu formula lainnya.
4.
Pemberian
MP-ASI ketika bayi sudah menginjak umur 6 bulan ke atas sampai 2 tahun
5.
Rutin menimbang
berat badan dan mengukur tinggi badan anak setiap bulan.
Ini
dilakukan karena untuk lebih mudah mengetahui gejala awal jika terjadi gangguan
pertumbuhan dan penanganannya.
6.
Selalu menjaga
kebersihan lingkungan
Kebersihan
ini salah satunya yaitu cuci tangan, agar si anak tidak terkena diare
Bagaimana perencanaan gizi ibu hamil?
1. 1. Menyiapkan
cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan
untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu dan janin
2. 2. Cukup kalori
dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat badan selama hamil
3. 3. Memperoleh dan
mempertahankan status gizi optimal hingga dapat menjalankan kehamilan dengan
aman dan berhasil
4. 4. Asuhan gizi untuk mengurangi reaksi yang tidak diinginkan seperti mual dan muntah
5. Membantu pengobatan penyulit kehamilan (diabetes kehamilan, hipertensi kehamilan
6. Mendorong ibu hamil untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan pada anaknya
Kebutuhan
dan penambahan zat gizi pada ibu hamil menurut AKG
Gizi pada bayi 0-24 bulan!
Ketika
bayi baru lahir harus dilakukan Inisiasi Menyususi Dini (IMD), dan pada umur
0-6 blan bayi diberikan asi ekslusif, setelah 6 bulan sampai dengan 2 tahun
bayi diberikan makanan pendamping asi. Kualitas dan kuantitas MP-ASI sesuai
kebutuhan pada usia bayi, memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai
dengan umur. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan
makanan yang tersedia setempat, kebiasaan makan, dan selera terhadap makan.
Bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi, dan keadaan
faal bayi/anak. Selain itu kita juga harus memperhatikan kebersihan perorangan
dan lingkungan.
Pada usia 4-6 bulan: menunjukkan respon membuka mulut ketika sendok
didekatkan, dan dapat memindahkan makanan dari sendok ke mulut
Pada usia 6-9 bulan: bayi dapat memindahkan makanan dari satu sisi
mulut ke sisi lainnya, gigi depan bayi mulai tumbuh. Dan bayi dapat menelan
makanan dengan tekstur yang lebih kental
Pada usia 9-12 bulan: bayi dapat merapatkan bibir ketika disuapi
untuk membersihkan sisa makanan di sendok, dan bayi dapat menggigit makanan
dengan tekstur lebih keras, sejalan dengan tumbuhnya gigi.
Pada usia 12-23 bulan dapat beradaptasi dengan segalam macam
tekstur makanan, namun belum dapat mengunyah secara sempurna, dan mulai
beradaptasi dengan segala menu makanan yang diberikan termasuk makanan
keluarga.
REFERENSI
Andrew J. Prendergast dan Jean H. Humphrey. The Stunting Syndrome
in Developing Countries. Paediatrics and International Child Helath, 34:4,
250-265.
Atikah Rahayu, dkk. Buku Ajar Gizi: Hari Pertama Kehidupan. CV
Mine: Bantul Yogyakarta.
Hidayah, Nurul dan Marwan. 2020. Upaya Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Menciptakan Generasi Milenial Sadar Gizi Yang Bebas Stunting Melalui
Kegiatan 1000 HPK. Journal of Community Enggagement in Health, Vol 3(1) :86-93.
Kathryn G. Dewey and Khadija Begum. 2011. Long-term Consequence of
Stunting in Early Life. Maternal & Child Nutrition, 5-18.
Mubasyiroh, Laelatul dan Ziyadatul Chusna Aya. 2018. Hubungan
Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Pada Anak 1000 Hari Pertama Kehidupan/ Golden
Period dengan Status Gizi Balita Di Desa Sitanggal Kecamatan Larangan Kabupaten
Brebes Tahun 2018. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada, Vol 9(1): 18-28.
Rahmawati, Widya dkk. 2016. Gambaran Masalah Gizi pada 1000 HPK di
Kota dan Kabupaten Malang, Indonesia. Indonesian Journal of Human Nutrition,
Vol 3(1): 20-31.
Samsudrajat, Agus dan Sutopo Patria Jati. 2018. Kebijakan
Penyelamatan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) dan Penurunan Stunting di
Kota Semarang. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, Vol 6(1): 1-7.
baru tau bgt ternyata ada istilah 1000 hpk
BalasHapusIshh bisa belajar banget nih untuk nanti hehe
BalasHapusserem juga ya kalo misal ga merhatiin gizi bisa berdampak ke kandungan
BalasHapusBoleh nih jadi bahan edukasi untuk nanti hehe
BalasHapusAlhamdulillah terima kasih ilmunya
BalasHapusSangat bermanfaat, izin share kak
BalasHapusWahh nambah ilmu baru nii
BalasHapusWah informatif sekali
BalasHapusKeren nih.. menambah pengetahuan saya
BalasHapusIzin share yaa kaa
BalasHapus